Iranian, What Is Best To Serve Them ?

6:36 AM oryza.sativa 2 Comments

Malam Selasa kemarin, mas Adam dan saya diundang makan malam di rumah Mr. Reza. Acara makan malam sederhana , non formal, dan full ramah tamah. Kami tiba di rumah Mr. Reza jam 19.40.
Malam itu untuk pertama kalinya saya bertemu istri Mrs. Reza, Khonume Shahnooz. Beliau wanita cantik, lembut, terawat, wangi, bersenyum manis, dan penuh canda tawa.

Ia menyapa saya dengan pelukan dan ciuman di pipi --bergantian pipi kanan dan kiri sebanyak 3x, khas Iran--, dan menyapa mas Adam --juga-- dengan pelukan.. --wakwaaaaaaw.. i i iiniii .... untuk......perttttttama kalinya... saya melihat suami saya dipeluk wanita lain yang bukan muhrim,, tepat di depan mata saya,, hikhikhikhik..

Walaupun khonume Shahnooz adalah wanita yang seumuran dengan Ibu saya --bahkan lebih tua--  jujur, saya sempat tidak bergeming waktu melihat itu, dan agak gak ridho juga sebenarnya. Ya,, memang,, saya sepenuhnya paham dan sadar bahwa itu adalah pelukan sayang dari orangtua ke --yang sudah dianggap sebagai-- anaknya sendiri.

Oh God.. im so not ready for whatever they called as globalization or western influence or whatsoever..

Ah konservatif sekali saya ini ternyata.. 
Saya serahkan sepiring --lagi-lagi-- dadar gulung isi peach ke khonume Shahnooz. Ia menyambut dengan senyuman dan menanyakan apa isinya,

"it is indonesian dessert, eggroll with peach filling"
"mikhoriim,,later"
searah jarum jam dari ki-ka ; Saale, Saale's mom, Khonume Shahnooz, me.

Khonume Shahnooz tidak begitu lancar berbahasa Inggris dan fasih berbicara Svenska, --keluarga Mr. Reza emigrasi ke Swedia pada tahun 1973, waktu itu mereka pengantin baru-- jadilah malam itu ia berbicara campur aduk antara Svenska, Inggris, dan Farsi. Terdengar lucu. Imut-imut, bahkan :D.

Sering kali ketika membuka percakapan dengan saya beliau keceplosan berbicara dalam Svenska --hampir setiap kali-- dan meneruskan kalimatnya juga dalam Svenska, ya saya cuma bisa tersenyum dan menanggapi dengan 

"che khonum?"

lalu ia senyum dan baru sadar ia menggunakan bahasa yang sama sekali tidak saya mengerti. Ya jag maklum, namanya juga udah fyrtio tahun levande i Swedia, jadi bawaannya smaprat in Svenska terus :D

Tidak lama setelah saya duduk dan menikmati teh yang disajikan, khonume Shahnooz memanggil saya ke kamarnya.waktu itu dia memegang sebuat tas karton merah dan dari situ ia mengelarkan sebuah dress --daster-- bertali warna pink motif bunga dengan potongan baby doll. Lalu ia meregangkan karet yang ada di bagian dada dan dipaskan kepinggang saya [harusnya kedada tapi dipas-in ke pinggang..haha] sambil cekikikan --serius ngikik abiss!!-- dia mengatakan

"i thought you are small"
"hmmm...its okay it will fit me"
"i travel to thailand, this is for you"

lalu dengan semangat dan antusias dia mengeluarkan dan menunjukkan kalung aksesoris bebatuan, anting berbentuk layang-layang berwarna perak, dompet koin kecil berwarna pink, dan --ini yang gak umum-- bath glove.. sambil meragakan mandi ia berkata,

"this one,, when you --meragakan mandi menggosok badan sambil menikmati kucuran air shower:D-- you remember me.."
"oooh you are so sweet,, thanks khonum"

lalu lanjut,sambil berbisik-bisik dan mengedipkan sebelah mata, menunjukkan l******e

"you wear it for Adam"
"hahahaha,, you naughty"

Yang terakhir dikeluarkan dari tas karton merah itu adalah hijab, bermotif kotak kotak kecil berwarna hitam putih, khonume Shahnooz hanya berkata dengan datar,

"and this one"
"ooh thank you so much khonum,, kheili ziyaad"
"azizam, Hohesh mikunam"

Lalu kami keluar kamar, dan saya menunjukkan tas merah berisi hadiah itu pada Mr. Reza dan berterimakasih

"its normal,, you are like a daughter to us.. enjoy it"

Kami duduk di living room,sambil menonton televisi. Di atas meja Ada dua mangkuk berisi ciki rasa keju, sekeranjang buah [timun, peach, plum, pisang], saat itu khonume Shahnooz bertanya pada saya,

"Ory.. dig..hmm ..tu.. hijab dust dari?"
ia menanyakan apakah saya suka dengan hijab [jilbab/kerudung] ,awalnya saya agak bingung dengan pertanyaannya, saya jawab,
"Bale,, dust daram"

ia melanjutkan,
"Tu dust darii yo Adam dust dore? "

Disitulah baru saya mengerti bahwa ia menanyakan apakah saya memakai jilbab karena keinginan saya atau keinginan Adam. Saya jawab bahwa itu keinginan saya sendiri..
"ooo,,,man hijab dust daram, Adam khub"

 Ada sedikit ekspresi takjub atau mungkin lebih cenderung ke heran setelah ia mendengar jawaban saya. Mungkin yang ia kira, saya memakai hijab karena 'titah' suami.
dari ki-ka: Saale, Saale'smom, Mr. Reza, Mrs. Reza, Me
Beberapa saat kemudian, datang seorang wanita, dan anak perempuan. Mereka adalah tetangga Mr. Reza yang juga merupakan istri dan anak perempuan dari rekan kerja Mr. Reza. Saya tidak terlalu banyak ngobrol dengan Saale --nama anak perempuan itu-- dan ibunya.

Jam 8 tepat kami makan malam. Khonume Shahnooz tidak menyajikan masakan khas Iran. Ia memasak Ikan Goreng Tepung dengan saus tomat dan salad tomat, mentimun, bawang dengan apple vinegar. Rasanya mild dan enak sekali. Sangat berbeda dengan rasa masakan Iran yang dominan dengan Masala.

Satu hal yang saya asumsikan dari orang Iran , adalah mereka tidak terlalu sering minum air putih. Khususnya, minum setelah makan adalah optional, jadi tidak selalu disajikan air putih di meja makan. Jika ada minuman yang disajikan di meja makan, itu adalah minuman bersoda definitely not water, atau setelah makan mereka biasa minum teh. Pada jamuan-jamuan makan tidak ada satu orang pun yang mencari air putih ke dapur setelah makan, kecuali saya atau mas Adam. Padahal tipe makanan mereka bukan makanan berkuah.. kok gak seret ya.

Malam itu sebenarnya saya ingin sekali minum bergelas-gelas air putih, tapi gak enak ya bolak-balik ke dapur. Akhirnya saya minum Sprite yang disajikan,,dan abis itu kembung deh haha..

Setelah makan malam, minum teh, makan buah, dan ramai-ramai mencicipi dadar gulung isi peach* yang saya bawa, mas Adam pamit pulang karena ingin nonton bola. Saya berterimakasih untuk makan malam dan hadiahnya. Mr. Reza menelpon taksi untuk kami, dan kami pulang.

*Testimoni singkat tentang dadar gulung: 
Mr. Reza said "This is very good,, its so soft like ice cream,, im sure its good with cream caramel"
Khonume Shahnooz said "Hemmmm..its very delicious,, i take another one.. teach me how to make it"
Saale's mom
                     "Hmmm lembut ya..gemana ya caranya kira2 bikinnya"
                     "Nanti aku belajar dari dia, dan aku ajarkan ke kamu"
[ini bukan dia yang ngomong bahasa Indonesia ya,, haha..kira-kira terjemahan percakapan dengan khonume Shahnooz seperti itu:D]
Saale "Yeki dige mikhori?"
          "Bale.."

Di perjalanan saya sibuk meminta ide dari mas Adam tentang masakan Indonesia yang akan saya masak ketika giliran kami mengundang The Zands untuk makan malam minggu depan nanti. Sebenarnya Mr. Reza sudah pernah makan siang di rumah, kala itu beliau cerita bahwa beliau pernah makan daging ala masakan Indonesia, tapi lupa apa nama masakannya. Pengennya sih masak Rendang --secara itu kan THE MOST DELICIOUS FOOD IN THE WORLD ya..pas sekali untuk dibanggakan-- tapi bumbunya gak lengkap disini,, santan kelapa aja susah.. Atau Empal aja kali ya,,atau ayam penyet aja ya, kebetulan Mr. Reza suka pedas, atau sop buntut ya..?? argghhhhh bingung.. ada ide??

2 comments:

  1. Anonymous6/23/2012

    dadar gulungnya nak ya dek....? makan-makan terus.... sering2 ja meng iyakan undangan makan malam... biar tambah ndut adam nya.... terus nulis ya dek... semanggakaaaa :D Varih

    ReplyDelete
  2. isi dadar gulungnya saya buat dua macam.. isi pisang caramel dan setup buah.. anak muda dan orang Iran yang lidahnya lebih international suka yang isi pisang caramel.. kalau orang Iran tradisional, misalnya Qobra, lebih suka yang setup buah..

    sesama muslim gk baik menolak undangan,terutama undangan makan,,haha,,insyaAllah dihadiri kalau mmg ada waktu.. oke.. semangat eaa qaqaa:D

    ReplyDelete