Iranian Engagement Party
Posting saya kali ini saya persembahkan untuk kakak ipar saya, mas Varih, yang meminta saya untuk menceritakan tentang kehidupan anak muda di Iran.Tetapi karena saya orangnya baik, saya akan ceritakan satu kejadian, yang sudah bisa mewakili gambaran umum kehidupan masyarakat Iran, dimana akan terlihat sisi terdalam dari seseorang apakah dia anak muda, orang dewasa, bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak ataupun nenek-nenek dan kakek-kakek.
Ya, Pesta! di Iran, pesta adalah salah satu wadah yang paling menampung ekspresi seseorang, di pesta, terserah dia mau ngapain aja. Terutama yang berhubungan dengan "move your body baby!" aka Dancing!!!
Salah satu pesta yang pernah saya hadiri adalah pesta pertunangan atau Esytighaal. Alhamdulillah tanggal 25 Maret kemarin, Mona, putri bungsu Qobra tetangga saya, bertunangan dengan Mellat. Saya dan mas Adam diundang ke rangkaian acara pertunangan tersebut. Untuk itu saya akan kupas tuntas disini tentang adat istiadat, tata cara, ornamen-ornamen pendukungnya.
Mengapa saya katakan sebagai "rangkaian acara pertunangan" , karena acara tunangan ini memakan waktu 2 hari. Hari pertama adalah acara perkenalan keluarga dan hari keduanya adalah hari 'Aqd.
Perkenalan Keluarga
Keluarga Mellat datang dari Tehran, mereka tiba di sesuai dengan waktu yang dijadwalkan yaitu jam 8 malam. Setibanya di rumah Qobra mereka masuk dan duduk di tempat yang sudah disediakan, keluar lah Mona membawa nampan berisi minuman untuk disuguhkan, dimana setiap tamu mengambil langsung dari nampan yang disodorkan padanya. Gelas berisi teh hangat tersebut mereka letakkan di meja kecil persis di depan mereka.
Lalu, Mona membuka acara dengan salam dan mulai memperkenalkan anggota keluarganya yang sepuh-sepuh yang duduk bersebrangan dengan barisan tamu laki-laki. Sesudah itu giliran Mellat berdiri dan memperkenalkan anggota keluarga yang datang bersamanya*
Inti dari pertemuan malam itu, selain perkenalan, juga untuk
Kain tersebut lalu dipakainkan ke Mona —yang ternyata untuk jubah penutup pada ‘Aqd esok harinya— dan disambut lagi dengan “Arerere” tadi.
Sama halnya dengan cincin dan kain, sepatu juga ditunjukkan ke semua orang yang hadir lalu dipakaikan ke Mona. —sepatu ini juga dipakai pada ‘Aqd esok harinya—
Acara pertemuan keluarga ditutup dengan makan malam [nasi kebab] dan —ini dia yang seru— Baranziy. Baranziy adalah menari sebagai ungkapan kebahagiaan —mirip India ya..:)—
Musik yang diputar untuk menemani Baranziy bukanlah alunan musik tradisional, tetapi musik re-mix lagu-lagu top 40 Iran, yang hentakan iramanya sedikit mirip disco. Music diputar sangat kencang. Karena yang diinisiasi untuk menari hanyalah Mona dan Mellat, yang lain mengiringi dengan tepukan tangan.
Ya, Pesta! di Iran, pesta adalah salah satu wadah yang paling menampung ekspresi seseorang, di pesta, terserah dia mau ngapain aja. Terutama yang berhubungan dengan "move your body baby!" aka Dancing!!!
Salah satu pesta yang pernah saya hadiri adalah pesta pertunangan atau Esytighaal. Alhamdulillah tanggal 25 Maret kemarin, Mona, putri bungsu Qobra tetangga saya, bertunangan dengan Mellat. Saya dan mas Adam diundang ke rangkaian acara pertunangan tersebut. Untuk itu saya akan kupas tuntas disini tentang adat istiadat, tata cara, ornamen-ornamen pendukungnya.
Mengapa saya katakan sebagai "rangkaian acara pertunangan" , karena acara tunangan ini memakan waktu 2 hari. Hari pertama adalah acara perkenalan keluarga dan hari keduanya adalah hari 'Aqd.
Perkenalan Keluarga
KHASTEGARI
Keluarga Mellat datang dari Tehran, mereka tiba di sesuai dengan waktu yang dijadwalkan yaitu jam 8 malam. Setibanya di rumah Qobra mereka masuk dan duduk di tempat yang sudah disediakan, keluar lah Mona membawa nampan berisi minuman untuk disuguhkan, dimana setiap tamu mengambil langsung dari nampan yang disodorkan padanya. Gelas berisi teh hangat tersebut mereka letakkan di meja kecil persis di depan mereka.
Lalu, Mona membuka acara dengan salam dan mulai memperkenalkan anggota keluarganya yang sepuh-sepuh yang duduk bersebrangan dengan barisan tamu laki-laki. Sesudah itu giliran Mellat berdiri dan memperkenalkan anggota keluarga yang datang bersamanya*
*Pada moment ini, bahkan berlanjut sampai Isi Acara, dokumentasi dalam bentuk apapun belum diizinkan, karena bagi mereka ini adalah moment awal pertemuan dimana mereka belum begitu saling kenal, sehingga foto-memfoto dianggap kurang sopan [T_T]. Ini aja saya kena tegor abis ngambil foto ini hehe..
1. Menentukan tanggal dan
2. Menentukan mas kawin atau mahar ketika menikah nanti.
Mahar dalam kebudayaan Iran adalah hal yang sangat absolute dan sensitive, karena jika persetujuan jumlah mahar tidak tercapai, pernikahan bisa gagal, dan dalam penentuan
jumlahnya tentu saja keputusan pihak wanita bersifat dominan.
Ketika mahar sudah fixed, selanjutnya adalah pembongkaran —apa ya istilah enaknya,
pemameran? yang jelas semua seserahan atau hadiah yang dibawa untuk Mona ditunjukkan ke keluarga Mona, sampai cookies yang dibawa pun dibuka dan dibagikan ke seluruh keluarga Mona yang hadir saat itu, dan yang berperan penuh dalam pembongkaran dan pemameran seserahan ini adalah pihak wanita keluarga Mellat, terlebih kakak kandung tertua. Seserahan yang dibawa oleh keluarga Mellat, dimulai dari,
· Angustar [Cincin]
Sebelum Ibu Mellat memakaikan cincin yang dibawa untuk Mona, kakak kandung Mellat mengumunkan kepada semua orang yang ada di ruangan detail cincin yang dihadiahkan tersebut, kira-kira seperti ini kalimatnya,
“ Ini adalah cincin emas sekian sekian sekian bermata sekian sekian sekian”
Lalu disambut dengan sorak sorai kebahagiaan khas wanita Timur Tengah. Ingin tahu seperti apa, coba ucapkan dengan cepat dan nada melengking
“Arererererererererererererererererere”
· Porche [bahan kain]
Lanjut dengan menunjukkan bahan kain,
“Ini adalah bahan kain jenis ini berukuran segini”
Kain tersebut lalu dipakainkan ke Mona —yang ternyata untuk jubah penutup pada ‘Aqd esok harinya— dan disambut lagi dengan “Arerere” tadi.
· Kafs [Sepatu]
Sama halnya dengan cincin dan kain, sepatu juga ditunjukkan ke semua orang yang hadir lalu dipakaikan ke Mona. —sepatu ini juga dipakai pada ‘Aqd esok harinya—
· Cookies
Bungkusan cookies dan semua manisan yang dibawa dibuka dan disuguhkan. Adik kandung Mellat menyodorkan cookies ke masing-masing orang, sambil berkata
“befarmain, khohesh mikunam..”
[ silahkan, you’re welcome..]
Di backstage [baca:dapur], saya sempat tanya Mona berapa jumlah mahar yang disetujui, Mona menjawab
“ One Zero Zero Zero ”
Saya bingung, apa maksudnya 1000? 1000 riyal? 1000 gram?
Maryam, kakak Mona membantu menjawab
“She means a thousand golden coins”
Saya langsung terkesima dengan banyaknya
“woooww Mona.. Ziyaad!”
“Are.. Momo Qobra..”
Ternyata Qobra memutuskan bahwa mahar untuk Mona adalah 1000 koin emas, yang berat 1 koin nya = 8 gr. Jadi jumlah totalnya adalah 8000 gr a.k.a 8 KILOGRAM KOIN EMAS!!!!!!*
*Saya dan mas Adam sempat ngobrol di luar rumah dengan kakak ipar Mona, Mansyur agha. Saya utarakan betapa takjubnya saya dengan jumlah mahar yang disepakati dan saya katakan bahwa di Indonesia belum ada yang menikah dengan mahar sebanyak itu. Lalu Mansyur agha mengatakan bahwa mahar tersebut tidak akan dibayarkan, melainkan hanya disebutkan saja, ibaratnya penghargaan yang dipatok Qobra untuk diberikan oleh Mellat terhadap anak gadisnya nanti. Mansyur agha juga menceritakan bahwa, dulu, ketika ia menikahi kakak Mona, Azita, Qobra meminta mahar 500 keping emas. Memang jumlah emas tersebut tidak dibayarkan dalam bentuk emas, namun dibayarkan dengan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada istrinya.
PENUTUP
Acara pertemuan keluarga ditutup dengan makan malam [nasi kebab] dan —ini dia yang seru— Baranziy. Baranziy adalah menari sebagai ungkapan kebahagiaan —mirip India ya..:)—
Acara tari menari ini ‘dipandu’ oleh adik kandung Mellat, dan yang diinisiasi untuk menari hanyalah Mellat dan Mona, sepuh-sepuh keluarga mereka me-nyawer mereka dan memberikan banyak uang yang diputar-putarkan ke atas kepala mereka sambil mengucapkan doa dan harapan-harapan kebaikan bagi mereka.
Musik yang diputar untuk menemani Baranziy bukanlah alunan musik tradisional, tetapi musik re-mix lagu-lagu top 40 Iran, yang hentakan iramanya sedikit mirip disco. Music diputar sangat kencang. Karena yang diinisiasi untuk menari hanyalah Mona dan Mellat, yang lain mengiringi dengan tepukan tangan.
Akhirnya setelah selesai makan dan menari keluarga Mellat pulang. Cipika-cipiki 3x sambil mengucapkan
"hastana boshi"
"Zinde boshi"
artinya
"Jangan lelah"
"Hidup lah" --maksudnya semangat kali ya..--
Setelah itu saya kira acara sudah selesai, ternyataaa BELUM, bahkan BARU DIMULAI!!! Begitu masuk ke rumah lagi ternyata giliran keluarga besar Mona yang menggelar 'private' Baranziy. Semuuuuua nya menari, yang gadis, yang jejaka, yang anak laki, yang anak perempuan, yang ibu-ibu dan yang nenek-nenek --saat itu yang tidak menari adalah yang bapak-bapak dan kakek-kakek--
Mona, Mellat dan Qobra |
Untuk Baranzy, wanita memang dikenal lebih dominan [lebih rajin, lebih semangat, lebih inisiatif, lebih tahan lama haha,, pokoknya semuanya lebih!:D], gerakannya juga lebih bagus dan lebih enak dilihat dari laki-laki --ya wajar ya..-- sambil ber "Arerererererererererere" dan mengeluarkan siulan dengan memasukkan 4jari [telunjuk dan jari tengah kanan kiri] ke mulut --bener-bener supir bis deh, fiuhhh.--
Mohon maaf, saya tidak bisa mempublikasikan foto-foto 'private' Baranziy keluarga Mona, karena mereka semua lepas syal, dan mereka juga minta pada saya untuk tidak mempublikasikan --karena saya bilang akan saya taruh di internet [walaupun baru kesampean sekarang..hehe]
Ruuze 'Aqd
Hari kedua adalah Ruuze 'Aqd atau hari akad.
Di Iran, tidak pernah terlihat, khususnya di tempat umum, laki-laki dan perempuan berjalan berdua, kecuali mereka adalah suami Istri, atau masih keluarga dekat, yang jelas masih muhrim --tetapi memang jarang sekali, terutama ABG-nya, yang jalan berdua, walaupun muhrim--
Jika didapati laki-laki dan perempuan bukan muhrim jalan berdua, langsung diciduk polisi.Hebatnya polisi di Iran, mereka bisa tahu, mana yang muhrim mana yang bukan. Entah tahu dari mana, haha..
*Di Iran mayoritas pernikahan terjadi karena perjodohan, bahkan wanita karir sukses berumur 29 tahun pun akan mengandalkan orangtuanya dalam mencari suami. Tetapi ada juga yang menikah dari perkenalan di tempat kerja --seperti Lily dan Hamzah (atlit gymnastic kelas ring) suaminya, mereka adalah partner kerja di Gym tempat mereka berlatih. Ini bukan berarti Lily dan Hamzah 'pacaran' ya,, seperti yang Lily ceritakan pada saya, bahwa dia sama sekali tidak mengenal Hamzah sebelumnya, hanya tahu nama dan wajah saja karena mereka bekerja di tempat yang sama-- Berbeda sedikit kasusnya dengan Mona. Mona kenal Mellat karena mereka satu kampus di University of Isfahan. Mereka kuliah di Fakultas yang sama tetapi jurusannya beda, Mona jurusan Teknik Metalurgi, sedangkan Mellat jurusan Teknik Sipil. Mona dan Mellat juga hanya dalam hati saja --atau mungkin dengan isyarat mata [halah!!] menytakan bahwa "kita couple ya,,," hehe
Di hari kedua ini, tidak banyak acara yang digelar. Pagi hari Mona dan Mellat melakukan 'Aqd di catatan sipil setempat, lalu dilanjutkan makan malam bersama di Hotel Keyvaan di Amiri Street.
Saya dan mas Adam juga diundang. Kami berangkat bersama keluarga Mona, lebih tepatnya nebeng mobil kakaknya, Ehsan.
Sewaktu mau berangkat, Lily bertanya pada saya
"Ory you wear that clothes for tonight?"
"Yes, why? do i have to change my clothes?"*
"You dont have special clothes for tonight?"
"No, why?"
Lalu Maryam menyela
"Its Okay Oryza, you dont have to change your clothes"
*Waktu itu saya memakai terusan selutut warna cokelat dan kerudung tertutup seperti biasanya
Sesampainya di Hotel Keyvaan, kami dibimbing oleh office boy menuju restoran hotel. Ternyata belum banyak tamu yang datang, karena kursi masih banyak yang kosong. Saya dan mas Adam mengambil tempat duduk di meja untuk 3 orang --sengaja, biar meja untuk 4-6 orang untuk keluarga Mona yang lain-- Tidak lama kemudian rombongan tamu lain datang, disusul dengan tamu dari pihak keluarga Mellat. Sebenarnya tidak terlalu banyak perbedaan undangan yang datang kemarin dan undangan yang datang hari ini. Hanya bertambah satu keluarga, yaitu keluarga Kaviyani, yang juga teman saya.
Setelah hampir semua kursi terisi, Mona dan Mellat datang, kami semua berdiri menyambut. Mona mengenakan gaun putih tanpa lengan yang ditutupi luaran cokelat, wajahnya full make up, rambutnya dikeriting, ditata ke samping dan ditutupi kain yang diberikan keluarga Mellat kemarin sampai ke ujung kakinya. Malam itu Mona terlihat cantik!.
Seperti pemberitahuan dari awal bahwa di hotel kami akan makan malam. Menu waktu itu adalah Joojeh Kebab (Kebab Ayam) dengan Ash (thick-lentil and bean soup) dan Salad sebagai entree dan appetizer.Porsi makan di Iran memang porsi kuli semua, saya kira hanya di rumah saja yang seperti itu, eeh ternyata di restoran hotel juga sama saja.
Setelah makan malam, kami langsung pulang. Tidak ada sambutan, atau sepatah dua patah kata sama sekali dari keluarga Mona maupun keluarga Mellat. Kami hanya makan malam, pulang, selesai --ya, setidaknya waktu itu saya pikir acara tersebut selesai disitu, ternyata saya salah--
Sesampainya di rumah Mona, saya kagetnya bukan main, pertam,a saya mendapati lampu berbentuk bundar dengan bola lampu kelap-kelip warna-warni menggantung di ruang tengah. Kedua, karena semua orang telah berganti pakaian, terutama yang perempuan --tidak mengenal umur-- , Manto dan syal mereka sudah mereka ganti dengan gaun pesta dengan panjang sekitar 10cm di atas lutut dan high heels yang mengkilat-kilta penuh dengan pernak pernik payet. Dalam hati saya bergumam,
"ooooh ini yang dimaksud Lily tadi"
Ternyata ada sesi Baranzy --lagi-- di rumah Mona, tidak seperti hari pertama, kali ini Keluarga Mellat juga ikut.
Yakkk mulai!!! Setel musik kencang-kencang, nyalakan lampu, tepuk tangan, dan siulan jangan lupa ber-,
"Arerererererererere"
cadassss!!! hahaha! Sungguh wajah Iran yang sangat berbeda dari yang sehari-hari saya lihat.
Saya lekas mencari Qobra untuk pamitan, karena besok mas Adam kerja, dan sudah waktunya istirahat. Walaupun demikian saya tetap bisa menikmati riuhnya pesta, karena dentuman musik, terdengar sampai ke rumah saya, bagaimana tidak? orang rumah saya dan Qobra bersebelahan :)
Untuk acara Baranzy hari kedua ini tidak ada dokumentasi yang bisa saya tampilkan, saya mohon maaaaaaaaaaf sekali, alasannya sama, karena mereka, yang perempuan, lepas syal semua... khusus untuk mas Varih, nanti lebaran bisa langsung liat videonya aja di hp ya..uncensored lah pokoknya hehe..
Abadan, 2012
inilah kisah iran undercover. pada keluarga yang lebih berada, mungkin lebih seru dan panas.
ReplyDeletesatu yang saya takjub, orang iran kalo pesta benar benar lepas, party ya party.
Gambaran yang nyaris sempurna....., saya suka kiriman ini, luar biasa, sistem di erat membuat gaya hidup masyarakatnya sangat unik, memahami ruang privat dan ruang pablik dengan cara yang sangat berbeda.......
ReplyDeleteADALAH HAL MENARIK BILA SISTEM DUNIA INI BERBEDA-BEDA... SEPERTI IRAN, Oase unik dari benteng berbeda... Yuk Jeueng Ory... mari berpesta besok waktu pulang kampung heheheh Mas Payih