Rabbit As A Pet; The First 20 Days With Vidi & Vici

3:21 AM oryza.sativa 1 Comments

Tanggal 1 Muharram tiba-tiba kami beli 3 ekor kelinci, di pasar malam yang kebetulan sedang digelar di alun-alun bangkalan yang tidak sengaja kami kunjungi sepulang dari menonton festival lampion di Kamal yang ternyata sudah bubar 1 jam sebelum kami tiba. #kegiatanrandom hahaha. Mereka kami beri nama Vini, Vidi dan Vici. Vini dan Vidi berjenis lionhead sedangkan Vici berjenis angora. 




















1 komentar:

Stek Tanaman Wijaya Kusuma

1:01 AM oryza.sativa 0 Comments


Calon bunga wijaya kusuma
Di post sebelumnya tentang tanaman Wijaya Kusuma, saya cerita bahwa teman saya berjanji akan mengirimkan bahan stek Wijaya Kusuma dari koleksi ibunya, dan sekitar seminggu setelah saya membeli wijaya kusuma di Blitar, paket berisi satu batang bahan stek Wijaya Kusuma datang.

Terima kasih Renyyyyyy muah muah muah.. Wijaya Kusumanya sudah sampai dengan selamat.

Dari penamilan fisik paket, kelihatan jelas bahwa teman saya memberi saya bahan stek yang lumayan besar. Ada tulisan " Hati-Hati, Jangan Dilipat" di badan paket. Saya berharap kurir ekpedisi amanah terhadap permintaan teman saya dan saya mendapatkan bahan stek yang utuh, tidak patah.
Ketika saya buka, hikhikhik, ternyata mayoritas badan tanaman sudah patah, ah ya sudah, tidak apa-apa, toh masih bisa ditanam.

Paket berisi wijaya kusuma
Bahan stek, kelihatannya utuh, tetapi hampir semua daun patah
Saya belum pernah menyetek wijaya kusuma, lihat dan pegang langsung saja barusan, tetapi entah kenapa waktu akan menyeteknya saya tidak mencari info terlebih dahulu di internet atau saya bahkan tidak bertanya pada teman saya itu bagaimana cara menyeteknya yang benar sehingga berhasil. Waktu itu saya hanya mengikuti insting dan memperlakukan bahan stek seperti biasa saya menyetek tanaman lain. Yang saya lakukan,

1. Menggunting bagian yang sudah patah 
2. Menyiapkan media tanam 
3. Menancapkan potongan bahan stek ke tanah sedalam 2-3cm
4. Taruh di tempat teduh
5. Siram setiap hari

Hari-demi hari saya lalui dengan memperlakukan stek wijaya kusuma dengan spesial. Saya prioritaskan air siraman beras untuknya, saya tengok setiap hari. Seminggu berlalu tanpa ada tanda-tanda pertumbuhan, biasanya waktu satu minggu sudah cukup untuk menunjukkan berhasil tidaknya stek tanaman, entah tunas baru, atau daun dan batang yang sempat layu jadi segar kembali. Dua minggu berlalu belum juga ada tanda-tanda tunas baru, saya mulai khawatir, apa gagal? Walau begitu perlakuan tidak saya ubah, sampai akhirnya menjelang minggu ketiga, saya mencari informasi tentang proses stek wijaya kusuma, mungkin saja ada yang salah dari langkah yang saya ambil. Ini info dari kebunbibit yang saya dapat:

1. Untuk memotong gunakan pisau tajam yang bersih. Pisau yang tajam diperlukan untuk mendapatkan hasil sayatan yang baik. Pisau itu juga mesti disterilkan dengan tissue yang diberi alkohol 95%. ==> saya pakai gunting tanpa sterilisasi ckckck..

2. Media yang digunakan berupa 2 bagian pasir, 1 bagian pupuk kandang, 1 bagian humus, 1 bagian akar pakis yang dihaluskan, sedikit Furadan, sedikit kapur dan arang. Penambahan akar pakis dimaksudkan untuk mendapatkan komposisi media yang gembur.==> maaan.. apa ini banyak banget ternyata komposisinya

3. Setelah media siap, dilakukan pemotongan daun sebesar 5 cm dari permukaan media. Bila permukaan potongan tidak rata, bisa dilakukan pemotongan ulang. Permukaan potongan bahan setek boleh lurus maupun miring. Yang perlu diingat, permukaan potongan harus mulus rata. ==> hmm.. oke seinget saya semua saya potong gunting rata hihihi

4. Langkah selanjutnya adalah mengoleskan hormon perangsang pertumbuhan akar di permukaan bekas potongan tadi. Setelah itu bahan setek diletakkan di tempat teduh selama 7-10 hari. Selain teduh, tempat tadi sebaiknya juga memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak lembap. Tujuannya agar bahan setek tidak layu karena terlalu banyak menguapkan air, dan tidak busuk karena terlalu lembap. Cukup yang berdiameter 10 cm. ==> i added no hormones!

5. Setelah 7-10 hari, bahan setek bisa ditanam. Penanamannya tidak usah terlalu dalam, cukup sekitar 5 cm saja agar setek tidak roboh, untuk tempat penanamannya bisa digunakan pot berdiameter 10 cm. ==> no waiting waiting, just right away to the soil

6. Tahap selanjutnya, penggantian pot dilakukan sesuai pertumbuhannya.==> ini mah waaay to go lah ya..

7. Setek yang baru ditanam tidak perlu disiram. Penyiraman baru diberikan 10 hari setelah tanam. Seterusnya penyiraman dilakukan seminggu sekali. Perlu diingat bahwa Epiphyllum tidak menyukai media yang terlalu basah. Karena itu pemberian air cukup dilakukan sampai medianya terlihat basah. ==> i watered everyday, every single day! God..!

8. Setek yang baru ditanam sebaiknya diletakkan di tempat teduh, dinaungi, tapi masih mendapat cahaya matahari dengan intensitas sekitar 50% atau lebih kecil dari itu yang tidak langsung menyinarinya. ==> finally, i did something right! hikhikhik

9. Dengan kondisi optimal, tanaman Epiphyllum dari setek akan berbunga dua-tiga tahun sejak penanaman. ==> eaaaa.. masih 2017 berarti..

Oke, dari 9 poin, hanya 1 poin yang saya lakukan dengan benar, satu! S A T U ! Satu!innalillahi waiina ilaihi raajiun,, terancam gagal kalau begini ceritanya, pantas saja sudah lama menunggu belum juga ada tanda-tanda perkembangan, kehidupan atau apapun, yaa setidaknya daun tidak layu,, tapi apa itu cukup sebagai tanda keberhasilan? 

Perbaikan yang bisa saya lakukan adalah stop penyiraman, yang lain sudah kadung dan tidak mungkin dilakukan. Walaupun sedih saya tetap optimis, karena daun dan batang tidak layu atau busuk, bahkan tetap segar. Dari artikel lain yang saya baca, walau belum bertunas baru, setidaknya segarnya daun pertanda bahwa bahan stek tidak bermasalah atau mati, hanya mungkin lambat menyesuaikan diri.

Akhirnya di minggu ke-empat mucul titik cerah! Ada tunas daun baru. Awalnya saya tidak ngeh kalau itu tunas baru, karena masih keciiiiiiiiiiiiiil sekali, tetapi dari kontrasnya warna dengan batang terlihat jelas bahwa itu adalah tunas baru! yeaaaaay Alhamdulillaaah lega, setidaknya keteledoran saya tidak mendzalimi ciptaan Allah yang satu ini.. hikhikhik..Mohon Ampuuun Gustiii.. 

Gambar di bawah adalah perkembangan yang sempat saya dokumentasikan dari proses stek wijaya kusuma. Dari batang tumbuh daun, dan dari daun tumbuh batang, SubhanAllaah tanaman yang unik! Walaupun jadi sedih lagi kalau mengingat poin nomor 9 di atas,, "tanaman Epiphyllum dari setek akan berbunga dua-tiga tahun sejak penanaman.." masih lamaaa.. hikhikhik.. berjuang terus ya man,, tanamaan,, aku akan maksimal merawatmu. Semangat!!!


Setelah 4 minggu masa penantian

Setelah 8 minggu masa penantian
Bangkalan, 2015

0 komentar:

Chlorophytum Spider;The Fast Growing, Low Maintenance and Easy Multiplied Plant

10:20 PM oryza.sativa 0 Comments

Saya beli tanaman ini masih kecil, selain harganya akan lebih murah, saya percaya bahwa semakin awal dan lama Anda hadir mendampingi dalam proses pertumbuhan tanaman, akan semakin dalam dan kuat 'ikatan' Anda dengan tanaman itu. Jadi, hampir semua tanaman yang saya punya, saya beli ketika mereka masih anak atau seedlings, dan selalu saya ajak ngobrol setiap saya menyiram mereka. Sounds crazy right?! hahaha, Hasilnya? belum tau, karena so far belum ada yang menimpali atau tiba-tiba bergerak sendiri ke arah saya. Setidaknya mereka semua sehat dan tumbuh sesuai harapan saya. Alhamdulillaah..

2 months old

2 weeks old
Alasan utama saya membeli tanaman ini karena termasuk dalam tanaman yang bisa membersihkan udara dalam ruangan. Niatan awalnya akan saya letakkan di dapur, walaupun pada akhirnya tanaman ini tidak atau sejauh ini, belum saya letakkan di dalam ruangan manapun. 

Sekarang dia sudah beranjak remaja, sudah hampir 3 bulan dalam buaian pertumbuhannya terbilang cepat karena sudah menghasilkan seedlings yang dipancarkan melalui sulur-sulur seperti benang yang dikeluarkan laba-laba. Mungkin karena itulah tanaman ini disebut spider plant, atau karena ketika sulur-sulur itu mnyentuh tanah seakan mirip kaki pada laba-laba. 

Awalnya saya ingin membiarkan seedlings tersebut tetep attached pada induknya, tetapi mereka tumbuh kian besar dan jadi tidak enak dilihat kalau dibiarkan, jadi terkesan 'berat', bahkan ada yang cukup besar dan sudah mulai keluar akar kecil dari bawahnya, jadi sudah waktunya dipindahkan ke pot.
Amat sangat mudah memindahkan anakan spider plant ini, potong anakan dari sulur induknya lalu hanya perlu menaruh seedlings di atas tanah. Ya, taruh saja, tidak perlu menggali dan meletakkannya agak dalam, cukup di permukaan saja, dengan sendirinya akan keluar akar dari bagian bawah badan anakan. 

The seedlings from the mother in the pic above
extra seedlings less planter
Layaknya perawatan terhadap anakan tanaman, sebaiknya tanah selalu lembab, paling tidak perlu disiram 1x sehari, jangan kurang dari itu. Spider plant ini termasuk tanaman yang tahan panas dan juga cocok ditempat teduh, jadi amat sangat flexible untuk peletakannya. Di rumah, tanaman ini saya taruh di halaman depan yang mayoritas terpapar sinar matahari siang dan sore.
Untuk pupuk, saya tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali. Sekarang di rumah ada dua kelinci dan kotoran kelinci baik pipis maupun 'pupus'nya bisa langsung digunakan sebagai pupuk alami. Sebelum pakai pipis dan pupus itu saya hanya beri air cucian beras dan cucian daging/ikan. Alhamdulillah cocok sekali dan sehat-sehat seperti yang punya haha.
Jika tidak ingin repot mengurus anakan spider plant ini, sebaiknya jangan tanam di pot, tanam langsung di tanah, jadi anakan yang nanti tumbuh langsung ketemu tanah dan tumbuh jadi tanaman baru. Jika dibiarkan spider plant ini bisa menutup permukaan tanah lho, jadi cocok juga untuk pengganti rumput. 
Tambah semangat berkebun ya teman-teman, salam dari Madura! hehehe..


Bangkalan, 2015

0 komentar:

Bunga Termahal, Epiphyllum Anguliger

5:57 AM oryza.sativa 4 Comments

Niat awalnya adalah menambah koleksi tanaman bunga. Bukan tanaman bunga langka --karena pasti repot mencarinya-- tetapi tanaman bunga mahal, hahaha gaya yeeee,,, yaa sekadar tahu bunga apa aja yang mahal, soal belinya ya belum tentu.. hehehe. Setelah browsing dapat artikel di therichest.com tentang 10 Bunga termahal di dunia. Artikel itu menyebutkan bunga yang paling mahal atau tidak bisa diberi harga a.k.a priceless adalah Kadupul flower.

The reason why the Kadupul Flower does not have a price tag is not only because it is rare, but it is a flower that cannot be picked without causing damage to it. In addition, it dies before dawn. The flower is actually a cactus of sort. It only blossoms at night and emanates a calming, lovely fragrance. It will only last for hours after being picked and has never made it to the shops, not even online. It is the flower that cannot be bought. (http://www.therichest.com/luxury/most-expensive/the-worlds-ten-most-expensive-flowers/)

Ketika lihat penampakan fisiknya di website tersebut, batin mengakui bahwa SubhanAllaaaah luar biasa indahnya,, mahkotanya kompleks banget! 


epiphyllum anguliger
https://www.arenaflowers.com/blog/wp-content/uploads/2011/07/KadupulFlower1.jpg

Awalnya sama sekali tidak tahu tentang keberadaan bunga ini, ternyata setelah searching lebih lanjut, kita di Indonesia menyebutnya Wijaya Kusuma -- ooo ternyata wijaya kusuma itu nama bunga, selama ini tahunya nama jalan..-- Bunga ini juga disebut sebagai Ratu Malam, karena mekar di tengah malam dan tidak bertahan lama, hanya sampai Subuh lalu kuncup lagi. Saat mekar bunga ini terlihat sangat indah dan yang paling istimewa adalah aroma harum semerbak yang menyertainya dan katanya.. siapa yang lihat bunga ini mekar, akan mendapat keberuntungan.

Oke! kalau begitu, harus punya! 

Pencarian dimulai dari kebunbibit.id, ternyata ada dijual dalam bentuk stek daun, tapi pengalaman beli tanaman di kebunbibit membuat berpikir dua kali untuk beli lagi. Lalu saya coba cari di tukang tanaman di sekitaran Bangkalan-Kamal, hasilnya nihil. Sempat berpikiran apa beli dari kebunbibit saja, ah tidak, beli dari kebunbibit adalah opsi terakhir!. Akhirnya saya jadikan topik di salah satu grup social messanger yang saya ikuti yang isinya hanya 7 perempuan yang berteman sejak SMA, dan.... langsung membuahkan hasil! Ibu salah satu teman dekat saya di grup itu ternyata punya koleksi wijaya kusuma di rumahnya............ di Tangerang..........teman saya kerja di Jakarta .......... dan pulang sebulan sekali.......... lalu saya di Madura........ jauh yaa.. lama ya....pupus sudah untuk bisa dengan segera memiliki hikhikhik. 

Kalau mengandalkan teman saya, butuh waktu lama untuk bunga ini sampai ke tangan, sedangkan saya sudah tidak sabar ingin punya merawat dan menunggu mekarnya. Oke gak apa-apa ini menunjukkan bahwa mencari bunga ini insyaAllah tidak sulit. Tetap semangat! poinya adalah teman saya itu sudah menjanjikan akan mengirimi saya batangannya.

Ternyataaa..rejeki memiliki bunga ini datang lebih cepat dari perkiraan saya. Beberapa hari setelah ngobrol di grup tadi, saya dan mas Adam ke Blitar. Saya wanti-wanti dari awal ke mas Adam bahwa saya mau hunting tanaman di Blitar, siapa tahu harganya lebih murah dari di Bangkalan, dan bener dong pemirsaa  tak disangka tak diduga saya menemukan wijaya kusuma! di salah satu tukang tanaman pinggir jalan di Blitar. Tanpa berpikir dua kali saya langsung memboyong dua anakan wijaya kusuma yang ada, setelah menawar harga tentunya hehehe. Si abang tanaman buka harga @Rp.25.000, tetapi melihat ukuran anakan bagi saya harga itu terlalu tinggi, saya tawar @Rp.10.000. Si abang awalnya menolak tetapi akhirnya setuju.. Alhamdulillaaah.. Akhirnya saya punya! #girang

Kadupul flower bud on the way from Blitar to Madura

Safe and sound at home
Begitu sampai rumah langsung pindahkan ke pot. Info yang saya dapat perpaduan media tanam untuk Wijaya Kusuma adalah sekam + pasir + tanah. Siram 2-3hari sekali. oke noted!

Kuncup bunga di gambar hanya berumur seminggu, karena rontok ketiban mangga tetangga yang pohonnya pas menaungi halaman depan saya.. hikhikhik, jadi harus menunggu calon bunga baru. Semangat !!! Asal sudah ada pohonnya insyaAllah dalam waktu yang walaupun belum bisa ditentukan, akan juga menikmati bunganya.. Amiin. Setidaknya sekarang udah bisa gaya,, wooi di rumah gue ada bunga paling mahal sedunieee hehehehe.

Bangkalan, 2015

PS: Belanjaan lain dari Blitar 

check out from Blitar's plant nursery
Cempedak IDR15.000
Dracaena Marginata Tricolor IDR6000
White Agave IDR12500
Kalanchoe IDR5000
Aureum Variegata IDR2500

Another check out, Norfolk Pine Tree and the dream come true Bromelia Royal Cordovan, huge and cheap!
Norfolk Pine tree IDR15000
Bromelia Royal Cordovan IDR30000

4 komentar:

Madura, Another Earth Another Sky; Kamal

4:48 AM oryza.sativa 2 Comments

MENYEBRANG

Mobilitas kerja mas Adam tidak mendukung untuk tetap kos di Surabaya, karena galangan kapal PT.BTS ada di Madura, tepat di sebelah pelabuhan Kamal. Misalnya tetap kos di Surabaya bisa saja, tetapi dengan konsekuensi harus menyebrang ke Madura setiap hari. Ya Allah Gustiii mencari penguripan yo sampe nyebrang pulaau,, setiap hariii,,hikhikhik. Saya khawatir. Lalu mas Adam pun bertanya,
Mas Adam : " Apa kita kos di Madura aja? "
Saya           : " ............."

tol suramadu
Sedetik setelah pertanyaan itu terlontar, kami putuskan untuk menghabiskan sisa 2 bulan dari masa percobaan di Madura dan segera mencari tempat kos. Prioritas kami adalah tempat kos dalam radius maksimal 3 km dari pelabuhan. Ngubek-ngubek internet ,, akhirnya berhasil mendapat iklan tempat kos yang memenuhi kriteria fasilitas standar mas Adam, yaitu Wifi, Wifi dan Wifi --Eh kamar mandi dalam juga deng--. Iklan internet mengatakan bahwa kos tersebut terletak di Jl. Jeruk dalam, Perumnas Kamal. Informasi yang kami lihat dari HereMaps, Perumnas Kamal berjarak 2 km dari pelabuhan, Alhamdulillaah, sesuai prioritas!. Ketika ingin mengonfirmasi ke tempat kos itu, ternyata nomor yang ada di iklan tidak dapat dihubungi. Ya  sudah,, modal nekat saja kami menyebrang dan sambil menggenggam erat kertas bertuliskan alamat yang akan kami tuju. Huhuhu..



Antri masuk ke Ferry
Ada dua cara menyebrangi selat Madura, pertama, lewat jembatan Suramadu, kedua, naik kapal ASDP Ferry. Tujuan kami adalah Kamal. Jika memilih opsi pertama, dari keluar gerbang tol Suramadu, kami harus memutar berbalik arah menuju ke barat lalu ke selatan (???). Sedangkan opsi kedua, kami langsung tiba di tempat tujuan. Ya jelas kami memilih opsi kedua. Sore itu kami menaiki ASDP open ferry dan menyebrang ke Madura dengan riangnya.


Turun dari kapal dan keluar dari gerbang pelabuhan, saya tiba-tiba merasa seperti di taman safari. Kami disambut oleh hewan-hewan! mereka menjorokkan kepalanya ke kaca mobil lalu jika kami membuka kaca kami bisa menyodorkan wortel untuk mereka makan. Bohong! hehehe. Tapi kami benar disambut oleh hewan, yaitu kambing-kambing di jalan Raya, ada yang duduk di tengah, ada yang di pinggir, ada yang ngiter-ngiter,, Wow! ini kambing liar?! kalo gitu bisa diculik satu! #salahfokus. Lalu dipelihara dan diambil susunya #lanjutsalahfokus. 

MENAPAKI

Keluar dari pelabuhan kami berada di Jalan Kamal Raya, jalan raya dengan lebar kira-kira 9 m yang menjadi jalan utama di Kamal. Layaknya jalan utama, di pinggirnya banyak pertokoan, tetapi yang saya cari bukan itu, yang saya cari adalah pasar tradisional, dan Alhamdulillah, Pasar Baru Kamal saya temukan setelah menyusuri jalan sejauh kira-kira 500 m.

Lalu, di mana Perumnasnya? Heremaps bilang bahwa di pertigaan besar pertama kami harus belok kiri, oke benar, kami sampai di Perumnas. Lalu jalan Jeruk dalam? heremaps tidak bilang apa-apa. Kami sudah muter-muter tetapi tidak juga menemukan, akhirnya menyerah dan memutuskan untuk bertanya (kenapa tidak dari awal???!). Sayangnya,  informasi tempat kos yang kami cari disangkal oleh Bapak tempat kami bertanya --bahwa di jalan Jeruk dalam tidak ada tempat kos-- kami sodorkan iklan yang memajang foto rumah tempat kos itu, lalu si Bapak menjawab dengan menunjukkan titik cerah,

kamar kos pasutri 




"oooooh ..rumah pak Sugeng! itu di depan sana di Jl. Jambu Raya, liat aja ada plang Salon Srikandi "

Setelah mengucapkan terima kasih. kami tinggalkan si Bapak dan menuju rumah Pak Sugeng. Rumah yang kami dapati adalah rumah besar berlantai dua. Ada salon di lantai satu rumah itu, Salon Srikandi, dan di temboknya terdapat lempengan kuningan berbentuk angka 99. Jadi lengkapnya alamat tempat kos ini di Jl. Jambu Raya No.99 Perumnas Kamal-Madura. Setelah saya konfirmasi ke Pak Sugeng tentang alamat yang tidak sesuai dan nomor yang tidak bisa dihubungi yang terdapat di iklan, beliau menjawab, 

"oooooh.. itu iklan yang buat anak saya sudah lama, dan dia sudah ganti nomor". hmmm.. okay.

Singkat cerita, mas Adam merasa cocok, dan esoknya kamar untuk pasutri di kos Srikandi langsung kami tempati. Ketika kami tiba, kamar dan kamar mandi sudah rapi dan bersih. Ibu Sugeng memberi tahu saya bahwa peralatan masak di dapur sudah disiapkan dan jika ada yang kurang bisa minta ke dapur rumah di lantai satu. Setelah semuanya selesai transaksi pun dilaksanakan, uang Rp.1.500.000 ditukar dengan kunci kamar. Ya,, begitulah,, cerita kehidupan kami di Kamal dimulai.

MENJALANI

Dua minggu tinggal di Kamal, saya mendapati orang Madura (baca: ibu-ibu pedagang di pasar) sebagai orang yang to the point, no basa-basi at all !, frontal, apa adanya dan sedikit galak hehehe. Entah karena mereka adalah ibu-ibu paruh baya yang dari penampilannya terlihat, maaf, tidak berpendidikan tinggi -- memangnya kalau berpendidikan tinggi lantas pintar basa-basi ? gitu? aneh kamu!-- atau entah memang seperti itulah tabiat mereka. Ada satu kejadian yang membuat saya hampir kapok belanja di pasar. Begini ceritanya,


Pasar baru kamal

setting : Stall buah dan stall minyak bersebelahan. Saya membeli minyak ukuran 1 L seharga Rp.12.000 dan membayar dengan uang Rp.100.000. Karena si penjual minyak tidak punya uang kembalian yang cukup, pergilah ia menukar uang Rp.100.000 di stall lain. Sambil menunggu si penjual minyak kembali, saya melihat dagangan si penjual buah dan tertarik pada Semangka inul yang ranum, lalu bertanya

Ory : " Semangka ini dalemnya merah atau kuning, Bu ? " (saya tidak suka semangka yang daging buahnya kuning, dan tidak suka semangka bulat, yang saya cari adalah semangka lonjong /inul yang daging buahnya merah)

Ibu  : " Kuning, nak. Mau ya? "

Ory : " Yang merah di Madura gak ada ya, Bu? " (sebelumnya sudah beberapa stall buah yang saya lihat, mereka hanya menjual Semangka bulat merah, dan Semangka lonjong kuning)

Ibu  : " Addeu* nak di sini "

Ory : " Kalau ini (semangka lonjong kuning) berapa harganya, Bu? "

Ibu  : " pitu ebu sak kilo (tujuh ribu sekilo)

--Si penjual minyak datang dan menyerahkan uang kembalian ke saya, saya hitung sebentar lalu langsung masukkan uang ke dompet--

Ibu  : " Mau ya nak? "

Ory  : " Lain kali ya, Bu "

Ibu  : " Yeeeeuuuu, lapo lah tanyeu tanyeu kalau dak mau beli " dengan nada tinggi.

Ory : Kaget. tersenyum sambil berlalu.

*Addeu : tidak ada

Oke, saya akui saya tidak sepenuhnya benar karena banyak bertanya tetapi tidak membeli. Tetapi sepertinya si Ibu juga tidak perlu bicara dengan nada tinggi. Toh saya baru bertanya belum menawar harga. Semenjak itu saya takut untuk bertanya. Banyak sayuran dan buah-buahan yang baru saya lihat di Madura. Tetapi saya redam rasa penasaran saya. Takut kalau saya banyak bertanya dan ternyata tidak membeli, saya akan dibentak lagi.

Sebenarnya saya cocok dengan tabiat seperti itu, karena saya pun orangnya gak bisa basa-basi, tetapi karena terlalu lama berbasa-basi di ibukota, jadilah kaget menghadapi masyarakat baru yang no basa-basi mode : On. Akhirnya saya membuat solusi sendiri,

1. Tidak usah banyak-banyak mengenal pedagang, maksudnya tentukan mau beli apa di stall mana dan langsung jadikan langganan.
2. Jika melihat sayur atau buah yang baru, jangan tanya jika tidak mau beli, atau
3. Beli dengan siap menghadapi segala konsekuensinya (baca: siap-siap kalo ternyata rasanya gak enak dan gak suka)

Ternyata solusi yang saya terapkan membuahkan hasil manis. Contohnya tukang buah yang saya jadikan langganan. Hampir setiap beli saya diberi harga spesial. Si ibu pedagang buah, kalau dengan saya, menyebutkan harga dengan bisik-bisik atau dengan gerak mulut tanpa suara. Saya selalu diberi harga 1000-2000 lebih murah dari harga biasa. Begitu juga dengan nenek pedagang daun kelor, yang selalu menjadi tujuan utama saya begitu saya tiba di pasar. Beliau memberi saya bonus 1-2 ikat daun kelor, karena saya selalu memborong habis setiap beli daun kelor jualannya. 


Nenek penjual kelor langganan saya dikelilingi komoditas jualannya
Pengalaman dibentak oleh pedagang itu membuat saya berkesimpulan bahwa nada bicara orang Madura tinggi bukan berarti mereka galak, tetapi memang seperti itu cara mereka bicara. Satu lagi, saya suka penampilan mayoritas ibu-ibu pedagang ini. Amat sangat nasional dan konvensional. Bersarung, berkebaya dan memakai tutup kepala, jika bukan kerudung atau bergo, mereka pakai selendang yang diselempangkan berlawanan arah di atas kepala, seperti yang dipakai oleh ibu yang sedang berjalan di tengah pasar dalam foto di atas. Klasik.

Hal klasik lain di Kamal yang membuat saya terkejut adalah angkutan umum!. Saya ingat sebutannya, Doyok. Dulu, Doyok masih beroperasi di daerah Pondok Labu Jakarta Selatan. Trayeknya Pdk.Labu-Karang Tengah-Pasar Jumat. Mas Adam bahkan pernah merasakan naik Doyok ini waktu les Nurul Fikri di Imam Bonjol. Tapi itu duluuuu, kira-kira 15-20 tahun yang lalu, dan sekarang saya bertemu lagi, dan merasakan menaiki lagi setiap saya mau ke pasar Kamal. Ongkos dari Perumnas ke pasar Kamal Rp.2000, itu pun sudah naik dari Rp.1000, mengikuti kenaikan BBM awal tahun ini. Anda tahu kan cara naik Doyok? pintunya centered at the back. Entah apa yang harus saya rasakan atas pertemuan kembali kami ini, perpaduan antara bahagia dan miris, mungkin?Hehe.

Adanya Doyok ini membuat saya melihat Andong atau Delman, yang juga masih banyak digunakan sebagai transportasi umum di Kamal menjadi biasa. Di Jakarta masih banyak andong, bahkan di tengah kota (baca: Monas), tetapi Doyok ini? sudah punah!.

Doyok, trayek: Kamal-Perumnas-Kamal
Barisan Doyok di depan Pasar Kamal
Jalan Raya Kamal 
Memang tidak tepat kalau membandingkan Kamal dengan Jakarta, jangankan dengan Jakarta, membandingkan dengan Surabaya saja keliru. Yang satu kota terbesar kedua, yang satu kecamatan kecil , gemana deh kamuu..!. Tetapi jika dipaksakan mungkin bisa, dibandingkan dengan Surabaya tahun '60 atau '70 hehehe. 
Bagi saya, hal-hal klasik yang ada justru membuat Kamal lebih nyaman untuk dijadikan tempat tinggal dibanding Surabaya. Tidak ada bising, tidak banyak polusi asap kendaraan, tidak ada macet, lebih homy, lebih rindang, lebih ramah, sedikit lebih sejuk karena masih banyak kebun-kebun warga dengan pohon-pohon besar dipinggir jalan, dan uniknya, saya amat sangat menikmati suasana ini, saya betah!.


MENELUSURI


Berlabuh

Di salah satu dermaga nelayan. walaupun saya lagi oke dan keliatan bulat sekali, biarlah, yang penting suasananya dapet..

optimus prime, hehehe

Surabaya dilihat dari satu sudut di pesisir Kamal
My cousin, Riri, during her visit to Madura
Jembatan Suramadu
Widuri, salah satu tanaman liar yang banyak ditemui
Pemandangan alam yang paling mudah ditemui di Kamal adalah pemandangan laut Selat Madura. Jarak yang hanya 2-3 km membentang di antara pulau Jawa dan Madura, membuat Anda bisa melihat keduanya dari masing-masing pulau.

Jadi, setiap kami ingin refreshing, kami menuju ke arah pertigaan pelabuhan lalu berbelok ke kiri. Menikmati Selat Madura dengan segenap penghuninya, (baca: kapal nelayan, ferry, cargo, dll) yang sedang hilir mudik maupun parkir, sambil makan rujak atau minum soda gembira.

Di Kamal terdapat pangkalan militer AL, yaitu Pangkalan AL Batuporon. Jalan menuju gerbang dalam pangkalan AL ini dinaungi pohon-pohon besar sehingga cocok untuk sekedar duduk-duduk di bawah pohon-pohon besar berbekal es kelapa, sambil memandang laut lepas dan jembatan Suramadu di kejauhan. Suasana Batuporon yang rapi dan bersih dan banyak pohon besar, membuat angin terasa lebih nikmat menyentuh kulit. Tetapi ada satu hal yang perlu saya ingatkan, di Batuporon, sebaiknya berhati-hati untuk tidak terlalu jauh masuk mendekati gerbang dalam pangkalan militer, jika mendekat hingga 100-200m dari gerbang dalam, hampir pasti salah satu personel akan mendatangi dan meminta untuk menjauh sambil mengingatkan untuk tidak mengambil gambar di area pangkalan militer itu. Saya pernah kena tegur!

Gerbang luar Pangkalan Militer AL Batuporon. Me and my sister in law during her visit to Madura
Outer skirt of Naval base Batuporon, Madura
It says " Forget what you saw! "
Ada satu semi-cafe kira-kira 700m dari pertigaan pelabuhan, buka menjelang matahari terbenam sampai malam, di mana gemerlap kota Surabaya terlihat jelas dari situ. Lampu-lampu dari gedung-gedung yang tinggi dan dari kapal-kapal yang parkir di Selat Madura.

Jika ingin jajan-jajan, di sepanjang jalan Kamal Raya banyak kios makanan mulai dari Bakso, Pecel Ayam/Lele, Soto, Sate, Nasi goreng, Kebab, Es kacang hijau, bakery-bakery berkualitas menengah dengan harga murah. Ada satu bakery, yaitu Kraton Bakery, donatnya menjadi favorit saya sampai saat ini. Rasa dan tekstur 10-12 dengan J.co namun dengan harga yang jauh lebih murah, Rp.3000/pcs.

Cafe by the sea
Cerita tentang Kamal ini membuka lembaran cerita kehidupan kami di Madura. Tanah dan langit yang baru, yang akan menopang dan menaungi kami menjalani semua rencana-Nya. Setulus hati dan sepenuh cinta (???)*.

*cieeeeeeeee
Bangkalan, 2015

2 komentar:

Scallop, Cara Mengolah Cepat dan Mudah

11:18 PM oryza.sativa 4 Comments



Hari ini saya diberi rejeki luar biasa oleh Allah SWT. Di warung pojok tempat saya biasa beli sayur mayur dijual scallop atau kerang kampak. Selama ini saya hanya bisa menikmati scallop lewat gambar atau nonton acara masak-masaknya Gordon Ramsay (kasiaaan..).

Sebelumnya saya belum pernah berniat mencoba masak scallop ini, karena harga mentahnya mahal sekitar Rp.250.000/kg. Tapi di warung pojok itu harganya Rp.30.000/kg !!! Tanpa berpikir dua kali langsung saya beli, cuci-cuci, browsing resepnya, dan akhirnya saya lihat video chef Gordon dengan judul " Cooking Perfect Scallop". dari video itu intinya cara masak scallop adalah

1. Pakai wajan bulat untuk masak scallop.
2. Garami dan beri lada scallop di satu bagian
3. Masukkan minyak zaitun ketika wajan benar-benar sudah panas (sudah berasap-asap)
4. Masukkan scallop dengan bagian yang dibumbui menghadap ke bawah 
5. Atur scallop di pinggir wajan dimulai dari "12 o'clock - 1 o'clock dst" lanjut sampai nemu di "12 o'clock" lagi  
6. Garami scallop
7. Lalu balik scallop mulai dari scallop di "12 o'clock" tadi berurutan
8. Tunggu 1 menit
9. Beri perasan jeruk lemon
10. Angkat, tiriskan di tisu dapur



Ini penampakan scallop yang saya masak, jauh berbeda ya.. hahahahaha maluuuuu.. ada beberapa modifikasi yang saya lakukan

1. Telur yang nempel di badan scallop tidak saya buang, kalo chef Gordon gak prefer dengan telur itu katanya terlalu chewy dan gak worth it untuk dimasak

2. Saya pakai minyak kelapa hehehe,, lagi gak punya minyak zaitun. Pemakaian minyak zaitun ini andilnya signifikan kayaknya karena yang ngebuat scallop cepet cokelat dengan proses masak yang cepat adalah minyak zaitun ini,, karena flammable kan..

3. Tidak saya garami sama sekali

4. Yaa kayaknya ukuran scallop saya memang jauh lebih kecil dari yang punya chef Gordon



Lalu, bagaimana rasanya?? SubhanAllaaaaaah guuuuuuuuuurih parah!!! enak banget melt in your mouth, pecah empuk juicy stunning dishes lah pokoknya! padahal bisa dibilang cara masak saya jauh dari perfect lho..

Dulu tiap ngeliat seporsi scallop yang isinya cuma 2 atau 3 atau paling banyak 5 scallop, saya membatin " apa kenyaang makan cuma 3 biji begitu..ukurannya kecil pula.." sekarang saya jadi paham  karena .... scallop ini super amat sangat gurihnyaa,, makan lebih dari itu udah gak nikmat lagi. Paling nikmat menurut saya adalah 3 scallop pertama, setelahnya kalo gak dibarengi salad atau salsa kayak yang di masak chef Gordon, bakal eneg.

Yaaah begitulah,, berkah awal tinggal di Madura, jadi bisa ngerasain scallop hehehe. 

4 komentar:

A Heart Of A Fragile Girl; Mine

6:55 AM oryza.sativa 0 Comments

I trust you
just like fireflies trust the night


I worship you
just like bee worships the flower


It always come and gives them light
a bright day and honey showered


Then along came you and me
with all smile and the bless from the almighty


Never before those sweets i taste
what makes special, a girl of chaste

The shadow of mine covered your will
but its not strong enough to covered the ill 


Allowing only you, to kiss
my daily live and my baked sweeties


My cheek reddish the atmosphere
calling lovers from everywhere


I look for you in that crowd
i scream your name so out loud


Every time a guy turning his back
its not your face I'm looking at


Not also the future face
you promised me to shared


Oh beloved…….
It was rain on the pillow i lay
You may not home again….and go far away.



Ps: and here is another one. Another 'alay' to the max. Well done lad! - Madura, 2015

0 komentar:

A Heart Of A Fragile Girl; That Afternoon

6:42 AM oryza.sativa 0 Comments

I sit down and wait
With a bucket of love on my lap
Keep trusting all you said
Letting my heart for you to wrap

The afternoon wind accompany me
Fly the leaves and fly my heart to thee
As my eyes give a blank view
My soul’s waiting for a rescue

Suddenly the wind blow stop
By all mean that i cant bear
My eyes tear drop to drop
But you’ll never know, cause you never hear



Ps: I get this um.. lets call it a product of instant sadness (haha) from my former blog and could not believe how 'alay' i was. Good job!- Madura, 2015

0 komentar:

Garden Dwellers; Sansevieria Cylindrica

10:16 PM oryza.sativa 0 Comments

Pertama kali saya melihat tanaman ini awal tahun 2012, di rumah kakak ipar di Blitar. Kala itu walaupun saya tertarik, saya tidak bertanya apa nama ataupun jenisnya. Sampai suatu waktu di awal tahun 2013 ketika saya membeli barang elektronik dari seorang Bapak di rumahnya di Kemang, saya bertemu lagi dengan tanaman ini. Saya minta dari si Bapak 1 rumpun Sansevieria sebagai bonus dari transaksi pembelian. Melihat ketertarikan saya akan tanaman si Bapak memberi bonus tambahan berupa 1 rumpun lidah buaya yang ukurannya sudah jumbo. Saya Girang!


caterpillar on the tip of sansevieria cylindrica


Kemudian hari akhirnya saya tahu, bahwa nama tanaman ini adalah Sansevieria Cylindrica. Tanaman yang satu genus dengan lidah mertua tetapi berbeda jenis, yang ini jenisnya cylindrica, karena bentuk batang/daunnya seperti silinder. 

Banyak informasi yang saya dapatkan tentang Sansevieria Cylindrica, baik tentang perawatan, pembiakan, dll, tapi yang ingin saya bagi di sini adalah pengalaman pribadi saya dengan tanaman ini. Mulai dari menanam, peranakan, perawatan, dll. Tanaman ini bagi saya,


  • Ketahanan hidup yang tinggi. Ditinggal mudik up to 3 bulan, tanpa disiram, insyaAllah tidak akan masalah.

  • Tidak pilih-pilih tempat. Ditaruh di tempat teduh, OK, full sinar matahari, OK, sinar matahari pagi saja, OK, sinar matahari siang-sore saja, OK (untuk rumah yang hadap ke Barat)

  • Mudah berkembang biak. Tanam 1 rumpun Sanseviera di pot berdiameter 40-50cm. InsyaAllah dalam 2-3bulan akan tumbuh anakan, atau jika ada 1 batang yang sudah tua, biasanya yang terbawah dari rumpun, pisahkan dan tuncep aja ke tanah,, 1-2bulan kemudia insyaAllah akan tumbuh tunas-tunas baru di sekitar batang tadi.

  • Cocok dengan pupuk alami. Saya tidak suka pupuk kimia. Untuk semua tanaman yang sedang dalam kategori "prioritas" entah dengan alasan baru dibeli, lagi hobi, gak sabar pengen lihat bunganya, sedang sakit dan butuh perawatan ekstra, atau sedang masa penyembuhan, saya selalu dan hanya menggunakan air cucian beras dan air cucian ikan/ayam/daging pokoknya yang ada darah-darahnya. It works the best!

  • Bunga yang indah dan luar biasa wangi. Aaaaah despite the easy maintaining, the flower is the jackpot.

  • Bebas hama. Binatang yang hinggap dan bermain-main banyak, tetapi tidak mengganggu kesehatan tanaman, apalagi sampai memakan.

  • Tahan penyakit. Belum pernah sakit, tiba-tiba layu atau kelihatan tidak fit.

  • Tidak perlu perlakuan khusus. Ibaratnya orang sunda yang bisa bertahan dengan sambal dan lalapan, Sanseviera ini ya dengan air dan sesekali air cucian beras, hehehe, dan lagi tidak perlu sering di siram. Cukup 3-5 hari sekali.

  • Tanaman yang amat sangat disarankan untuk yang ingin memulai tanam-menanam, karena mudah tumbuh dan sulit mati, kecuali ajalnya sudah tiba.

Semenjak pulang dari Iran, dan menyewa rumah di Limo, Depok, saya mulai suka tanam menanam (ceritanya tidak sempat diposting, maklum moody blogger hehehe). Alhamdulillah lahannya ada walau tidak luas. Waktu itu anakan Sanseviera saya sudah banyak sekali, sayang saat pindah kemarin tidak bisa dibawa semua, yang saya bawa ke Madura hanya 1 pot besar berisi Sanseviera pertama yang saya punya (hadiah bapak Kemang tadi) dan keempat anaknya. Dua pot Sanseviera di gambar di atas adalah anakan yang sudah saya pisahkan dari pot utama. Begitu dipisah seminggu kemudian mereka berbunga bersamaan.

Menurut saya tanaman Sansevieria ini amat sangat cocok untuk orang yang ingin coba berkebun namun tidak suka repot. Perawatan mudah, bentuk unik, bunga indah dan wangi, semua kriteria dasar untuk dijadikan tanaman hias di rumah Anda ada di Sansevieria Cylindrica. 

Jadi, Selamat mencoba!

0 komentar:

Garden Dwellers; Manaca

9:33 PM oryza.sativa 0 Comments


3 baby Caelifera on Brunfelsia Uniflora (Manaca)

0 komentar:

Bamboo Planter

9:19 AM oryza.sativa 0 Comments


Above: Mentha Piperita, below: Solanum Lycopersicum, 

0 komentar:

Heaven Delivery 5

9:39 AM oryza.sativa 0 Comments

Adegan 1

Latar: Dapur kos Denizli

Sore itu, jam 4, seperti biasa menyiapkan makan malam untuk mas Adam. Di tengah-tengah suara gemericik minyak panas bercampur air dari terong yang sedang digoreng, ada suara wanita dengan lembut menyapa dari belakang .


Ibu Kos : " Masak, mbak? "

Saya : " Iya, Bu." Sambil memutar badan ke arah sumber suara.

Ibu Kos : " Hari ini puasa, mbak? "

Saya : " Iya, Bu." Sambil membatin dalam hati "kok tau.." . " Ibu juga? "

Ibu Kos : " InsyaAllah "

Si Ibu pun berlalu, dan Saya melanjutkan menggoreng terong.

0 komentar:

Living Cost In Surabaya; A Brief Stay

8:51 AM oryza.sativa 1 Comments

Tangga menuju lt.2 museum De Javache Bank, Surabaya


Akhir Januari lalu, mas Adam mendapat kesempatan kerja di perusahaan baru, PT. Bintang Timur Samudera (BTS), sebuah galangan kapal di Surabaya, Jawa Timur. Ini adalah kesempatan bagus untuk karir dan pengembangan ilmu mas Adam, karena perusahaan itu adalah perusahaan kapal berbahan alumunium, sebelumnya, mas Adam berkutat di pembuatan kapal berbahan fiberglass. Setelah menyelesaikan gono-gini di perusahaan lama, mas Adam resmi bergabung di BTS semenjak Maret 2015 dengan 3 bulan masa percobaan.

Mas Adam berangkat ke Surabaya akhir Februari. Lalu saya? ya ngintil aje, hehehe. Rutinitas bagaimana? rutinitas yang mana ya..? :D . Senang? tentu!, karena memang itu alasan utama saya berhenti kerja sejak 3 tahun lalu, agar tidak ada lagi kendala ketika mas Adam harus pindah lokasi kerja, lagi. Namun kami tidak berangkat bersama. Saya menyusul ke Surabaya dua minggu setelahnya, menunggu mas Adam menemukan tempat kos yang cocok. 
Sebelum berangkat ke Surabaya, informasi yang saya dapat dari internet bilang Surabaya itu puuuuuuanas! dan benar, puuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuanas ternyata.
Tidak berlebihan kalau saya bilang panas dengan panjang begitu. Gambarannya begini, jika Anda dalam keadaan haus lalu memutuskan untuk jalan sebentar ke Alfamart terdekat yang jaraknya kurang lebih 250m, ada kemungkinan besar Anda akan merasa pusing bin kliyengan, dan di 20m pertama berbalik arah pulang menuju kos-an karena pandangan mata Anda sudah gelap karena dehidrasi. Ya siapa suruuuh jalan-jalan panas-panas sambil puasaaa hehehe.. 
Baiklah, saya akan jabarkan secara umum 2 aspek penting tentang survival di tempat baru, yaitu food and shelter (istilah lo mameeen..). Informasi faktual (bukan aktual, karena harga dolar mepet ke Rp.14.000 bo! bisa aja naik harganya ya,,) harga kos dan fasilitasnya dan juga biaya makanan sehari-hari selama saya di Surabaya, karena saya gak terlalu banyak jalan-jalan plesiran keliling kota, dan lagi cerita singkat tentang jalan-jalan akan dibahas di SURABAYA, A BRIEF STAY 2. Oiya, level kos dan harga makanannya bukan level mahasiswa ya,, ini level biaya kos dan makan untuk pekerja yang tinggal bukan di daerah dekat kampus. jadi jangan dibandingkan dengan harga kos-kosan dan makanan di warung makan di sekitar ITS atau UNAIR atau kampus lainnya.. oke oke..?. Berikut penjabarannya:

TEMPAT TINGGAL / KOS

Di Surabaya kami menyewa kamar kos pasutri di daerah Perak -- kira-kira 3-4km dari Dupak, kantor mas Adam -- tepatnya di Kost Denizli JL. Tanjung Torawitan no.24. Kos Denizli adalah bangunan terdiri dari 3 lantai. Lantai dasar terdapat parkir mobil dan motor, kafetaria, dapur, kantor administrasi dan usaha bordir pemilik kos. Lantai 2 dan 3 terdapat ruang tamu, gym (yang terbengkalai dan tidak aktif) dan kamar-kamar penyewa kos. Harga sewa kost Denizli berkisar Rp.1.500.000 - Rp.2.500.000 . Kami membayar sewa Rp.2.250.000/bulan, ini yang kami dapatkan,

Fasilitas standar
Ruang tamu lantai 2
  • Kamar 3x3.5m
  • Springbed Queen +  bantal guling
  • Lemari baju dua pintu
  • Nakas
  • TV + saluran TV kabel
  • AC
  • Wifi
  • Kamar mandi dalam

  • Keranjang pakaian kotor
  • Keset
Fasilitas ekstra
  • Sarapan ( nasi + lauk komplit + teh manis)
  • Laundry 
  • Air minum
  • Dapur + alat masak + alat makan
  • Kulkas (bersama)
  • Sprei + bedcover (diganti seminggu sekali)
  • Kamar dan kamar mandi dibersihkan setiap hari
  • Tempat parkir luas 
  • Ruang tamu luas
  • Kafetaria
Fasilitas ++
  • Ibu kos yang super ramah dan baik
  • Staff admin yang juga super ramah dan baik
  • Staff pembantu yang amanah, gesit dan bekerja sepenuh hati.. love love love
    Selisih Rp.250.000 dengan harga sewa paling mahal, yang tidak kami dapatkan adalah kursi+meja dan kulkas di dalam kamar. Jika memilih harga paling murah yang tidak didapat adalah kursi+meja, kamar mandi, TV di dalam kamar, dan ukuran ranjang single full (120x200cm), sedangkan fasilitas lainnya sama saja. Semua kamar di Denizli adalah untuk 2 orang, jadi setiap kamar berisi ranjang ukuran Queen atau 2 ranjang ukuran single full. Kamar mandi luar jumlahnya banyak dan selalu bersih.

    Jika saya diminta untuk mereview lalu memberi nilai, berdasarkan pengalaman 1 bulan tinggal di kost Denizli, saya akan beri nilai 7, mengapa? karena airnya gak enak hehehe maaf ya ibu kos,,. Ya, air mandinya air PAM dan rasanya keset aneh --harap maklum, seumur hidup saya pakai air tanah, jadi tidak punya pengalaman dengan air PAM sebelumnya-- dan air untuk flush toiletnya keruh. Sedari awal memang sudah diberi tahu bahwa air penyiram toiletnya keruh dan berbau gak enak walau tidak menyengat, karena itu bukan air PAM, melainkan air tanah (ya maklum namanya juga daerah dekat laut, wajar air tanahnya tidak bagus)..#sabar.

    MAKANAN/KULINER

    cafe Denizli 
    Sebagai anak kos, ada dua opsi cara mendapatkan makanan yaitu food gathering (beli) dan food producing (masak) hehehe. Tiap opsi ada konsekuensinya.

    Opsi 1 masak sendiri dengan konsekuensi tidak ada keberagaman menu, karena walaupun di tempat kos ada dapur, fasilitasnya minim. Alat dapur seperti panci, wajan, sutil, codet, ulekan, dll ukuran mini. Wajan yang ada hanya muat untuk 1 telor sekali goreng, tempe, ikan pindang dan panganan ukuran kecil dan menengah kecil (???) lainnya. 

    Opsi 2 beli atau jajan, dengan konsekuensi MAHAL--sekali lagi, bagi saya--

    Akhirnya kami jalani opsi satu di minggu pertama sampai pertengahan minggu ketiga, pake khilaf (baca: kuliner tiap malam, namanya juga di tempat baru ya,,nyobain tempat makan recommended dari web judul besarnya, tapi kenyataannya hampir tiap malam makan Bebek Cak Yudi, Ampel, Bakso Bogo dekat kosan, males jauh-jauh karena belum hapal jalanan dan polisi Surabaya reseh polll #sudahkenatilangkena120rb)

    OPSI 1


    Pola makan opsi 1 ini, saya dan mas Adam menghabiskan sekitar 1-1.5juta/minggu (maklum masih norak sama kuliner di tempat baru). Bagi saya itu angka yang gak masuk akal untuk makan tok dan hanya berdua. Kedai yang paling sering saya kunjungi tentu saja Bebek Cak Yudi karena bersebelahan pas dengan kosan, jadi tinggal ngesot, hore!. Kedua paling sering adalah kebab dan kebuli Ampel, yang lainnya cuma 1-2 kali.
    Kafetaria kos Denizli sebenarnya juga menyediakan makanan, tapi saya cuma sekali memesan nasi goreng, yang menurut saya rasanya biasa saja dan lebih enak hunting nasi goreng pinggir jalan di sekitar Perak.


    http://wisatakuliner.com
    1 porsi nasi Bebek Cak Yudi Rp.17.000
    1 porsi nasi empal cak Yudi Rp.15.000
    uritan bebek Rp.8000
    es teh manis Rp.4000


    http://jalansambiljajan.blogspot.com
    Nasi Kebuli Umayyah Rp.18.000
    es teh manis Rp.4000


    http://c2o-library.net
    Kebab ampel Rp.12.000
    Beef Gyros Rp.14.000


    https://widadhasny.wordpress.com/2014/04/
    1 porsi Bakwan Bogo Rp. 18.000
    jeruk Rp.5000



    Jajanan wajib
    Bourda Bakery ! Rp.8000-Rp.20.000
    OPSI 2

    deep fried brinjal with fresh sambal ulek terasi
    Insyaf dari jajan lalu menghemat dengan masak sendiri,, tapi yaa.. itu.. menunya jarang bisa berganti (another excuse untuk kemalasanmu naaak!). Menu harian tidak jauh dari sambal terong, lalap sawi putih, dadar telor, ikan pindang, tahu tempe goreng, Alhamdulillaaaah.

    Memakai opsi 2, pengeluaran untuk makan jauh menurun (yaeyalaah,,) ke angka Rp.300.000/minggu. Apalagi menunya tidak jauh dari terong dan yang saya sebutkan di atas. Misalnya pun ada sedikit penyimpangan seperti bikin spaghetti dengan saus daging giling, tetap tidak akan semahal jika beli.


    HARGA PANGAN

    Jika dibandingkan dengan harga pangan di Cinere, Depok, harga pangan di Surabaya tidak jauh berbeda. berikut harga pangan yang pernah saya beli di pasar 

    Terong  Rp.5000./kg 
    Tahu ukuran sedang Rp.500/bh
    Tempe Rp.1000-5000/bh
    Telor Rp 18.000- 20.000/kg
    Cabai rawit setan Rp.20.000-25.000/kg
    Bawang merah Probolinggo Rp.16.000-20.000/kg
    Bawang putih kantil Rp.35.000-40.000/kg
    Ikan pindang Rp.3.500-5000/kotak bambu
    Kerupuk goreng pasir Rp.6000/plastik besar

    Jadi untuk masyarakat Jabodetabek (khususnya Depok) yang akan lebih lama tinggal di Surabaya, jika memakai gaya makan opsi 1, biaya makan tidak akan banyak berubah. Tergantung menu dan pilihan.

    kosan-pasar
    Omong-omong tentang pasar, ada satu pasar terdekat dari Jl. Tanjung Torawitan, kira-kira 2km ke arah selatan di Jl. Gresik. 
    Saya tidak tahu apa nama pasar itu, yang jelas pasar itu cukup besar dan lengkap. Obrolan antar pedagang yang terdengar dan kata-kata yang terlontar ketika menawarkan dagangan, memberi tahu saya bahwa pedagang di pasar itu mayoritas adalah orang Madura. 
    Di pasar itulah pertama kali saya mendengar " taiye'! " secara live! Alhamdulillaaah :D. Di pasar itu juga pertama kali saya melihat daun Kelor dijual ikatan layaknya kangkung dan bayam, dan di pasar itu juga saya menemukan Menungo a.k.a Srikaya. Buah dengan rasa dan tekstur surgawi. Saya dan mas Adam bisa menghabiskan up to 2kg Menungo sekali makan. Alhamdulillaaah!. 
    Tetapi sayangnya, saya tidak sempat mengabadikan pasar itu dalam satu gambarpun, dan saya mengunjungi pasar itu di minggu terakhir saya tinggal di Surabaya. Walaupun dalam seminggu itu saya beberapa kali ke pasar itu, entah kenapa saya tidak kepikiran untuk mengambil gambar.#menyesal

    Daerah Perak adalah daerah dekat pelabuhan dan jalan utamanya banyak dilalui truk besar dan tronton, Identik dengan asap knalpot dan suara bising. Tapi .... taman kotanya juga dahsyat! Taman pembatas jalan antara Jalan Perak Barat dan Perak Timur  sampai menuju pelabuhan, luuuuuar biasa rindangnya, menjadikan jalan dan lingkungan sekitar yang dilalui tronton dan truk tadi ademmmm (baca: radius 20m dari taman kota, lebih dari itu tergantung ada pohon yang menaungi atau tidak, kalau tidak yaaa terik! hehe)

    Sekian cerita singkat tentang kehidupan kos dan makan anak kos yang saya jalani di Surabaya. Semoga saya bisa cerita hal lain tentang kota ini di posting berikutnya, karena kali ini, just a brief story from a brief stay.

    1 komentar: